Banyak orang sedikit tidak suka dengan konsep "suka mencampuri urusan
orang lain". Mungkin saya juga. Tapi, lebih dari semua itu saya lebih
tidak suka lagi dengan prinsip masa bodoh. Saat teman kita berbuat salah
misalnya, dengan alasan "tidak mau mencampuri urusan orang lain", kita
jadi enggan menegurnya. Padahal, orang yang kita katakan "orang lain"
itu adalah teman dan sahabat kita sendiri. Bagaimana bisa kita menyebut
diri kita seorang sahabat yang baik jika kita membiarkan teman kita
sedang tersesat dengan fikirannya sendiri.
Saya memang
akhir-akhir ini paham kalau tidak ada sesuatupun yang benar-benar
"BENAR" dan benar-benar "SALAH". Sahabat kita, yang kita kira berbuat
salah barangkali dia juga benar. Tapi kita yang sudah terbiasa dengan
struktur tetap merasa terganggu dengan hal yang kita anggap salah dari
teman kita. Kita jadi menegurnya berharap dia memperbaiki kesalahannya.
Tapi yang kita peroleh hanyalah kekecewaan dari sikap masa bodohnya.
Mungkin saat itu ada baiknya konsep "tidak mau mencampuri urusan orang
lain" itu ada. Selain untuk alasan kesopanan— barang kali itu juga
berguna sekali jika diterapkan dalam suatu kondisi dimana kita sedang
berusaha—menahan amarah saat sebelumnya usaha "mencampuri urusan teman
kita sendiri dengan alasan baik" tidak berhasil. Kita jadi menyerah.
Kita marah. Merasa tidak diperdulikan. Dia masa bodoh dan kita jadi
berusaha untuk lebih terlihat masa bodoh didepannya. Tapi pada
kenyataannya, kita, "sahabat-sahabat melankolis" ini kembali dihadapkan
dengan perasaan untuk kembali "mengurusi urusan teman kita". Lagi dan
lagi. Sebenarnya kenapa? Kenapa kita mau "mengurusi urusan teman kita
lagi" padahal sebelumnya kita sudah tidak diperdulikan?
Saya
rasa jawabannya sederhana. Kita mengulanginya dan berusaha menahan
sakit hati kita seandainya kita tidak dipedulikan lagi— karena kita
sangat menyayangi teman kita. Sahabat kita. Tidak peduli sebesar apapun
rasa sakit yang akan kita terima tidak akan jadi masalah jika pada
akhirnya sahabat kita memahami kita dan akhirnya mau mendengarkan kita
meskipun itu sedikit. Kita adalah para sahabat, yang akan paling bahagia
jika melihat sahabat kita bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar