Selasa, 13 Mei 2014

Curhat : Ikut campur urusan pertemanan

Banyak orang sedikit tidak suka dengan konsep "suka mencampuri urusan orang lain". Mungkin saya juga. Tapi, lebih dari semua itu saya lebih tidak suka lagi dengan prinsip masa bodoh. Saat teman kita berbuat salah misalnya, dengan alasan "tidak mau mencampuri urusan orang lain", kita jadi enggan menegurnya. Padahal, orang yang kita katakan "orang lain" itu adalah teman dan sahabat kita sendiri. Bagaimana bisa kita menyebut diri kita seorang sahabat yang baik jika kita membiarkan teman kita sedang tersesat dengan fikirannya sendiri.

Saya memang akhir-akhir ini paham kalau tidak ada sesuatupun yang benar-benar "BENAR" dan benar-benar "SALAH". Sahabat kita, yang kita kira berbuat salah barangkali dia juga benar. Tapi kita yang sudah terbiasa dengan struktur tetap merasa terganggu dengan hal yang kita anggap salah dari teman kita. Kita jadi menegurnya berharap dia memperbaiki kesalahannya. Tapi yang kita peroleh hanyalah kekecewaan dari sikap masa bodohnya.  Mungkin saat itu ada baiknya konsep "tidak mau mencampuri urusan orang lain" itu ada. Selain untuk alasan kesopanan— barang kali itu juga berguna sekali jika diterapkan dalam suatu kondisi dimana kita sedang berusaha—menahan amarah saat sebelumnya usaha "mencampuri urusan teman kita sendiri dengan alasan baik" tidak berhasil. Kita jadi menyerah. Kita marah. Merasa tidak diperdulikan. Dia masa bodoh dan kita jadi berusaha untuk lebih terlihat masa bodoh didepannya. Tapi pada kenyataannya, kita, "sahabat-sahabat melankolis"  ini kembali dihadapkan dengan perasaan untuk kembali "mengurusi urusan teman kita". Lagi dan lagi. Sebenarnya kenapa? Kenapa kita mau "mengurusi urusan teman kita lagi" padahal sebelumnya kita sudah tidak diperdulikan?

Saya rasa jawabannya sederhana. Kita mengulanginya dan berusaha menahan sakit hati kita seandainya kita tidak dipedulikan lagi— karena kita sangat menyayangi teman kita. Sahabat kita. Tidak peduli sebesar apapun rasa sakit yang akan kita terima tidak akan jadi masalah jika pada akhirnya sahabat kita memahami kita dan akhirnya mau mendengarkan kita meskipun itu sedikit. Kita adalah para sahabat, yang akan paling bahagia jika melihat sahabat kita bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar